
Sebuah cara pandang berbeda dari ia yang mengerahkan separuh jiwanya untuk Persebaya. Tentang bagaimana memaknai hidup dengan segala ketidakpastiannya. Sebagai dirijen sekaligus pemain ke-12, ia rela menyisihkan kepentingan pribadinya sejenak sambil tak lelah terus mengoper dukungan, menyuntik adrenalin bagi 17.000 orang, demi terbakarnya semangat punggawa-punggawa lapangan. Capo bukan jabatan. Capo adalah kepercayaan, sebuah entitas untuk dikenang sebagai panutan dalam segala kebaikan.