Cerita rakyat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, namun ia juga berfungsi sebagai media untuk menyampaikan tujuan tertentu. Cerita rakyat selain merupakan alat untuk menyampaikan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya bagi generasi penerus, juga merupakan salah satu bahan ajar pendukung yang sangat berharga bagi pemelajar Bahasa Indonesia. Pengenalan dan pembelajaran bahasa dan budaya melalui sastra, khususnya cerita rakyat, akan lebih hidup dan menarik, serta memberikan warna yang berbeda. Mari mengenal Indonesia melalui khazanah budaya, cerita rakyat nusantara.
All content for Cerita Rakyat Nusantara is the property of Juni Newman and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Cerita rakyat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, namun ia juga berfungsi sebagai media untuk menyampaikan tujuan tertentu. Cerita rakyat selain merupakan alat untuk menyampaikan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya bagi generasi penerus, juga merupakan salah satu bahan ajar pendukung yang sangat berharga bagi pemelajar Bahasa Indonesia. Pengenalan dan pembelajaran bahasa dan budaya melalui sastra, khususnya cerita rakyat, akan lebih hidup dan menarik, serta memberikan warna yang berbeda. Mari mengenal Indonesia melalui khazanah budaya, cerita rakyat nusantara.
Om Swastiastu. Berjumpa kembali dalam podcast Cerita Rakyat Nusantara bersama saya Dayu Juni Newman. Hari ini tepatnya tanggal 16 September 2020, umat Hindu Bali merayakan hari raya Galungan. Hari Raya Galungan ini diperingati setiap 6 bulan sekali dalam penanggalan Bali. Sejarah dan prosesi hari raya ini sangat bermakna bagi masyarakat Hindu di Pulau Dewata. Dalam kalender Bali, satu bulan terdiri dari 35 hari. Sehingga Galungan jatuh setiap 210 hari tepatnya pada hari Rabu (Budha) Kliwon Wuku Dungulan. Wuku adalah bagian dari suatu siklus dalam penanggalan Jawa dan Bali yang berumur tujuh hari (satu pekan). Siklus wuku berumur 30 pekan (210 hari), dan masing-masing wuku memiliki nama tersendiri. Perhitungan wuku (bahasa Jawa: pawukon) masih digunakan di Bali dan Jawa, terutama untuk menentukan "hari baik" dan "hari buruk". Sementara itu, kata Galungan sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti bertarung atau menang. Galungan juga berasal dari Dungulan yang berarti menang. Dalam kalender Bali wuku kesebelas bernama Dungulan sedangkan di Jawa bernama wuku Galungan. Namanya memang berbeda, tetapi memiliki arti sama yaitu kemenangan. Sehingga hari raya Galungan dimaknai sebagai hari kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan). Fred B. Eiseman Jr. dalam Bali Sekala and Niskala: Essays on Religion, Ritual and Art (1989) mengungkapkan bahwa Galungan menandai awal dari upacara keagamaan yang paling penting. Rakyat Bali percaya bahwa roh para leluhur akan pulang ke rumah di hari itu, dan menjadi kewajiban bagi mereka untuk menyambutnya dengan doa dan persembahan.
Menurut lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan di Bali pada hari purnama Kapat tepat Budha Kliwon Dungulan, tanggal 15, tahun saka 804 atau 882 Masehi. Namun, ritual perayaan ini sempat terhenti selama bertahun-tahun. Akibatnya, raja-raja yang berkuasa di Bali kala itu banyak yang wafat dalam usia muda. Selain itu, dikisahkan dalam Lontar Sri Jayakasunu, Pulau Bali juga terus-menerus diguncang berbagai bencana. Hingga akhirnya, pada masa pemerintahan Raja Sri Jayakasunu, perayaan Galungan diadakan kembali. Sri Jayakesunu memerintahkan rakyatnya untuk menyelenggarakan upacara yadnya untuk bumi, seperti dahulu kala ketika leluhur beliau memerintah pulau Bali, yang menyebabkan negara aman dan tenteram, terhindar dari penyakit serta bahaya yang menyulitkan. Nah, perayaan Galungan ini terus dilakukan, dan diadakan secara turun-temurun hingga saat ini. Di sisi lain, ada kisah berbalut mitos yang dipercaya oleh umat Hindu-Bali tentang awal mula perayaan Galungan. Bagaimana kisahnya, nah, jangan beranjak dulu, simak terus Info Budaya dalam podcast Cerita Rakyat Nusantara sampai tuntas nanti.
Cerita Rakyat Nusantara
Cerita rakyat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, namun ia juga berfungsi sebagai media untuk menyampaikan tujuan tertentu. Cerita rakyat selain merupakan alat untuk menyampaikan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya bagi generasi penerus, juga merupakan salah satu bahan ajar pendukung yang sangat berharga bagi pemelajar Bahasa Indonesia. Pengenalan dan pembelajaran bahasa dan budaya melalui sastra, khususnya cerita rakyat, akan lebih hidup dan menarik, serta memberikan warna yang berbeda. Mari mengenal Indonesia melalui khazanah budaya, cerita rakyat nusantara.