
Memuji Tuhan tidak bisa dilakukan secara otomatis. Kita tidak bisa secara tiba-tiba langsung memuji Tuhan, sedangkan kita tidak pernah memuji Tuhan dan bahkan tidak pernah melatih diri untuk memuji Tuhan. Pujian kepada Allah tidak bisa lahir spontan. Mengapa demikian, sebab semua kita terbuat dari darah & daging, maka dalam respon hidup, ketika keadaan berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, akan sangat sulit untuk memuji Allah di dalam "badai", jikalau Roh Kudus tidak ambil alih hati kita. Ketika kita diberkati, segala sesuatu baik, ketika hari terlihat cerah di dalam hidup kita, "tanpa terlatih," kita dapat memuji Tuhan. Lalu bagaimana jikalau, dalam hari-hari yang kita lewati, langit terlihat gelap, tidak ada seberkas cahaya untuk kita dapat melihat dan membaca nyanyian kita kepada Allah, apakah kita bisa memuji Dia? Disitulah banyak dari kita bergumul. Sebab pujian yang datang di malam yang gelap, badai yang menerpa hanya berasal dari Tuhan, dan bukan berasal dari kemampuan manusia. Lalu bagaimana agar kita dapat tetap memuji Allah, walau kelihatannya tidak ada "cahaya", tidak ada lantunan nada yang dapat dinyanyikan oleh kita, walau kelihatannya keadaan terhimpit oleh "penjara yang gelap?" Rasul Paulus dan Silas akan mengajarkannya kepada kita. Simak respon mereka dalam Seri 2 - Pujilah Tuhan, Hai Jiwaku | Ps. Charles Bessie. Gembala Gereja C3 Reach Pemulihan Kupang. Selamat mendengarkan, silahkan dibagikan. Tuhan Yesus memberkati.