[REPLIK x SUARA OPOSISI]Halo, KBM FH UPNVJ! 👋🏻Bagaimana nasib mereka yang bersuara di tengah represi?Melalui film “Nyanyian Akar Rumput”, kita diajak menyelami perjalanan Wiji Thukul yang merupakan seorang penyair dan aktivis yang hilang pada masa Orde Baru karena keberaniannya menyuarakan ketidakadilan.Film dokumenter ini bukan sekadar catatan sejarah. Ia adalah pengingat bahwa kebebasan berekspresi dan hak bersuara tidak datang tanpa perjuangan. Bahwa hingga kini, suara-suara kritis masih kerap dibungkam.Saat aktivisme dianggap ancaman dan penyair pun bisa "menghilang", kita harus bertanya: seberapa demokratis negeri ini sebenarnya?🎙 Narasumber:Jessenia Destarini (Koordinator Divisi Pemantauan Impunitas, KontraS)🎤 Moderator:Ardiona Rajwa Haki & Al Farrell Omar Luthfi(Staf Departemen Agitasi Propaganda & Kajian Strategis)📡 Dengarkan dan resapi lebih dalam diskusi Replik x Suara Oposisi melalui YouTube BEM FH UPNVJ!YouTube BEM FH UPNVJ:🔗 Best Regards,Departemen Kajian StrategisBidang Sosial PolitikKabinet Kreasi MaknaBEM FH UPNVJ#KreasikanAsaCiptakanMakna
#SeptemberHitam
Di episode kali ini, Replik mengangkat film "Denias, Senandung di Atas Awan", sebuah kisah yang menggugah tentang perjuangan seorang anak Papua demi mengakses pendidikan yang layak.
Diskusi dipandu oleh Nazara Anisa Nurrahma dan Al Farell Omar Lufthi dari Departemen Kajian Strategis, serta menghadirkan Ubaid Matraji dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia sebagai Narasumber diskusi. Bersama-sama, mereka membedah berbagai isu krusial yang terselip dalam film mulai dari ketimpangan akses pendidikan, diskriminasi wilayah, hingga refleksi terhadap tanggung jawab negara dalam memenuhi hak dasar warganya.
Dengarkan episode penuh refleksi ini hanya di Replik #31!
Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dinilai jauh dari prinsip keadilan, tidak menjamin perlindungan hak-hak dasar warga negara, serta membuka celah bagi penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat penegak hukum. Hak-hak tersangka, terdakwa, korban, dan kelompok rentan seperti perempuan serta penyandang disabilitas tampak hanya hadir sebagai daftar formal tanpa kejelasan cara mengakses, mengadu, dan memperoleh pemulihan jika hak-hak itu dilanggar. Di sisi lain, pengaturan tentang upaya paksa seperti penangkapan dan penyelidikan justru sangat minim kepastian hukum dan cenderung diserahkan pada diskresi subjektif aparat.
Apakah revisi KUHAP ini merupakan langkah maju dalam modernisasi hukum pidana? Atau justru membuka celah bagi penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat penegak hukum?
Simak selengkapnya di Suara Oposisi#15!
Konflik agraria merupakan bentuk dari ketimpangan struktural yang telah berlangsung lama dalam sejarah sosial, politik Indonesia. Tanah yang seharusnya menjadi sumber kehidupan dan identitas kultural masyarakat adat serta petani justru kerap menjadi komoditas yang diperebutkan oleh kekuatan modal dan kekuasaan. Ironisnya, dalam berbagai agenda pembangunan yang diklaim untuk kesejahteraan, praktik perampasan tanah justru terus terjadi dengan dalih investasi, proyek strategis nasional, atau pengembangan kawasan industri. Masyarakat yang telah secara turun-temurun menghuni dan mengelola lahan kini digusur atas nama kemajuan, sementara janji-janji kompensasi atau relokasi sering kali tak pernah ditepati.
Apakah ini wajah pembangunan yang adil? Ataukah perampasan yang dibungkus oleh retorika kemajuan?Simak selengkapnya di Suara Oposisi #14
Podcast kali ini membahas film yang berjudul "Tanah Ibu Kami" karya The Gecko Project dan Mongabay. Dihadiri oleh pemantik diskusi Moriska Pasallyi (Walhi Nasional) dengan Adzkia Nuffus Humairoh dan Nandan Aldila Ramzidhan (Staff Kajian Strategis) sebagai moderator, untuk mengupas lebih dalam isu konflik agraria yang diangkat dalam film. Simak keselurahannya di Replik #30.
Pengesahan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya dwifungsi ABRI, yang berpotensi mengancam netralitas militer dan supermasi sipil dalam sistem demokrasi. Minimnya aturan teknis dan lemahnya koordinasi antara pemerintah, DPR, dan masyarakat sipil juga menjadi sorotan.
Apakah kehadiran undang-undang ini menjadi bentuk penguatan negara? Atau justru menjadi sinyal bahaya bagi kebebasan sipil? Simak selengkapnya di Suara Oposisi#13
Podcast kali ini membahas film yang berjudul "Kartini" karya Hanung Bramntyo. Dihadiri oleh pemantik diskusi Rizkya Ramadani serta didampingi oleh rekannya Yehezkiek Pangellah Theopillus (Sekolah Perempuan Progresif) dengan Khaira Fayyaza dan Al Farell Omar Lufthi (Staff Kajian Strategis) sebagai moderator, untuk mengupas lebih dalam isu emansipasi perempuan dan kesetaraan gender yang diangkat dalam film. Simak keselurahannya di Replik #29.
podcast kali ini membahas tentang film "Tanah Moyangku" dari Watchdoc Documentary. Dihadiri oleh pemantik diskusi Romes Irawan Putra (Engagement and Outreach Manager Pantau Gambut) serta Donny Januardi Izmi dan Nazara Anisa Nurrahma (Staff Kajian Strategis) sebagai moderator, untuk mengupas perihal hukum agraria yang terjadi di film. Simak keseluruhan di Replik #28
Podcast kali ini membahas tentang film yang berjudul Penyalin Cahaya karya Wregas Bhanuteja. Diadiri oleh pemantik diskusi, Eno Liska Walini (Pegiat Isu Perempuan) serta Rifa Fadhilahtun Nisa & Cantika Tresna Rahayu (Staff Departemen Kajian Strategis) sebagai moderator, untuk mengupas tentang perjuangan perempuan yang merupakan korban pelecehan seksual untuk mendapatkan keadilan. Simak keseluruhan di Replik#27
Pada Suara Oposisi kali ini kita akan membahas mengenai dua tahun UU TPKS berlaku, bagaimana implementasi dan tantangan apa saja yang akan dihadapi. Dengan narasumber Eva Nurcahyani (Koordinator Lingkar Studi Feminis) serta Diana Febri Nauli Purba (Staf Departemen Agitasi dan Propaganda) dan Elsa Nurhayati Roulinta Sinaga (Staf Departemen Agitasi dan Propaganda) yang bertindak sebagai moderator. Dalam Implementasi UU TPKS seringkali ditemukan kelemahan, Salah satu hambatan utama adalah ketidaklengkapan peraturan pelaksana yang diperlukan untuk mendukung UU TPKS. Implementasi UU TPKS juga terhambat oleh kurangnya koordinasi antara berbagai kementerian dan lembaga terkait. Hal ini menciptakan kebingungan dalam penerapan hukum dan memperlambat proses penanganan kasus di lapangan. Simak keseluruhan di Suara Oposisi #12
Podcast ini membedah film yang berjudul “Pesta Oligarki” yang disutradarai oleh Ari Trismana. Lalu dihadirkan juga pemantik diskusi kali ini yaitu, Syamsul Hadi, S.H.,M.H (Dosen FH UPNVJ) dengan Rio Nusa Prawira dan Alvina Maretia Lidowati (Staf Departemen Kajian Strategis BEM FH UPNVJ) sebagai moderator, untuk mengupas tentang manifesto visual yang menggugah kesadaran kita akan ancaman oligarki yang mengancam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan di tanah air. Simak keseluruhan di Replik #26
Podcast kali ini mengusung judul “Mengulik Tindakan Represifitas Aparat Terhadap Hak Asasi Manusia”. Dengan narasumber Astantica Belly Stanio (Pengacara Publik) serta Muhammad Dzikri Sulaeman & Muhammad Afif (Staf Departemen Agitasi dan Propaganda) selaku moderator. Aparat kepolisian dan/atau TNI sebagai salah satu aparat penegak hukum memiliki tugas yaitu menjaga ketertiban masyarakat sipil, namun demikian dalam realitanya aparat justru melakukan tindakan represifitas yang mana hal ini tidak sesuai dengan prosedur hukum Indonesia. Lantas hal-hal seperti apakah tindakan represifitas yang dilakukan oleh aparat terhadap hak asasi manusia? Serta bagaimanakah seharusnya aparat bertindak dengan sesuai prosedur hukum Indonesia? Simak keseluruhan di Suara Oposisi #11
Podcast kali ini mengusung judul “Dinamika Pemberantasan Korupsi Indonesia yang Stagnan dan hanya Angan-Angan”. Dengan narasumber Yassar Aulia (Indonesian Corruption Watch (ICW)) yang dimoderatori oleh Diana Febri Nauli Purba dan Muhammad Afif (Staf Departemen Agitasi dan Propaganda). Mari dengarkan penjelasan tentang bagaimana kabar korupsi yang ada di Indonesia dari penyebab hingga dampak yang disebabkan. Simak keseluruhan di Suara Oposisi #10
Podcast kali ini mengusung judul “September Hitam dalam Lensa Sejarah: Merawat Ingatan Bersama Melalui Pengungkapan Peristiwa Kelam Bangsa Indonesia”. Dengan narasumber Ahmad Sajali (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS)) serta Aulia Cantika Maharani & Jason Edwin Cristian Sihite (Staf Departemen Agitasi dan Propaganda) selaku moderator. Untuk mengupas tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di September Hitam. Simak keseluruhan di Suara Oposisi #9 September Hitam!
Dalam rangka September Hitam, Podcast kali ini membahas tentang film dokumenter yang berjudul Jagal (The Act of Killing) karya Joshua Oppenheimer. Hadir juga pemantik diskusi, Aditya Gumay Ferdiyan Rahman (KontraS) serta Rifa Fadhilatun Nisa dan Rio Nusa Prawira (Staff Departemen Kajian Strategis) sebagai moderator, untuk mengupas lebih dalam mengenai kekejaman genosida 1965-1966 di Indonesia dan bagaimana para pelaku masih mendapatkan impunitas hingga kini. Simak keseluruhan diskusinya di Replik#25 September Hitam!
Podcast ini membedah film yang berjudul “Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak” yang disutradarai oleh Mouly Surya. Lalu dihadirkan juga pemantik diskusi kali ini yaitu, Varsha Ravita (Koordinator Bidang P3M BEM UPNVJ) dengan Cantika tresna Rahayu dan Athaya Rahmawati (Staf Departemen Kajian Strategis BEM FH UPNVJ) sebagai moderator, untuk mengupas tentang perjuangan Marlina, seorang janda yang menghadapi kekerasan dan ketidakadilan dalam masyarakat patriarkal melalui pencarian keadilan dan penegakan hak-hak perempuan di REPLIK#24