
Covid-19, sebuah kata, yang telah mengubah banyak hal dalam hidup kita. Sebuah kata yang kita sudah bosan mendengarnya tetapi sepertinya hal ini tidak akan meninggalkan dunia kita dalam waktu dekat.
Surat kabar, media sosial, pesan WA dibanjiri dengan jumlah kasus positif, jumlah orang yang sembuh, dan jumlah kematian. Tetapi bagian paling menyedihkan tentang pandemi ini adalah pandemi ini tidak hanya menyebabkan banyaknya angka kematian, tetapi juga menyebabkan banyak masalah ekonomi dan sosial di seluruh dunia.
Salah satu konsekuensi paling menakutkan dari pandemi ini adalah ketahanan pangan yang terancam sebagai akibat dari Covid19. Menurut angka dari PBB, diawal 2020, sekitar 135 juta orang di seluruh dunia menghadapi kelaparan atau bahkan kelaparan yang sangat ekstrem. Tetapi sekarang, pada 21 April 2020, menurut proyeksi PBB jumlah itu sudah meningkat hingga hampir dua kali lipat, menjadi 265 juta orang yang menghadapi kelaparan pangan yang sangat parah secara global. Sangat menakutkan, bukan?
Selamat datang kembali ke Being the Impact podcast, bersama saya Tasha, dari Artemis Impact, sebuah perusahaan social-tech yang membantu organisasi - baik sosial maupun perusahaan untuk memahami dampak yang mereka ciptakan melalui kegiatan volunteering mereka. Artemis dimulai di Indonesia pada tahun 2018, karena kami benar-benar percaya bahwa orang Indonesia memiliki semangat untuk 'memberi' dan gotong royong yang besar kepada masyarakat. Dan kontribusi dari masyarakat untuk masyarakat ini sangatlah menginspirasi kami, sehingga kami ingin hal ini diakui juga oleh seluruh dunia. Kami ingin membuat semangat gotong royong mengglobal.