
Di tengah derasnya arus romantisasi sejarah dan pengagungan simbol-simbol agama, seringkali garis halus antara cinta kepada Nabi ﷺ dan pelanggaran tauhid menjadi kabur. Banyak yang mengira setiap bentuk penghormatan pasti berpahala, padahal sebagian justru menjerumuskan ke jurang syirik.
Pelajaran ini membuka mata: bahwa tabarruk dan tawassul bukan wilayah bebas yang bisa diatur oleh rasa, tetapi ranah tawqifi yang dikawal ketat oleh dalil. Tanpa disiplin ini, penghormatan bisa berubah menjadi penyembahan, dan cinta bisa terpelintir menjadi pelanggaran terbesar terhadap Sang Pencipta.